Jl. Becora Massau Leten
Masalah Kesehatan di Timor
Lorosa’e
Maria De Fatima Ximenes Dias
Direktor PAS Clinic
Dalam sejarah kita lima ratus tahun yang silam terutama 24 tahun dimana Infansi Indonesia, orang-orang Timor Lorosa’e baik laki-laki maupun wanita dari yang kecil sampai yang tertua (90 %) berjuang untuk keluar dari tangan dan belenggu penjajahan. Karena para penjajah memakai banyak sistem diantaranya kekerasan yang menghancurkan anak-anak bangsa Timor Lorosa’e dalam segala segi serta lingkungannya.
Berbicara mengenai kesehatan dan lingkungan secara ideal kita, harus melihat bagaimana semua masyarakat dan termasuk kita sendiri “hidup sehat” baik fisik, psikis, mental dan jiwa. Dan lingkungan yang bersih, bermanfaat, aman, tentram dan damai. Berbicara tentang kesehatan tidak terlepas dari lingkungan hidup.
Kriteria-kriteria untuk masyarakat hidup
dalam kesehatan yang baik.
1. Tanah adalah basis dari kesehatan kita. Dari tanah kita mengambil makanan dan obat-obatan;
2. Air merupakan salah satu unsur hidup bagi makhluk hidup di antara kita manusia. Siapapun tidak dapat hidup tanpa air;
3. Pekerjaan menguatkan kesehatan kita. Bila pekerjaan dibagi rata dan hak setiap orang dibagi dengan adil;
4. Makanan adalah kesehatan kita. Penyakit yang paling jelek di dunia adalah kelaparan;
5. Pelayanan medis untuk membantu kesehatan masyarakat. Setiap manusia mempunyai hak untuk dilayani secara medis.
Beberapa masalah yang sedang terjadi di Timor Lorosa’e adalah sebagai berikut. Setiap permasalahan ini membawa dampak negatif terhadap kesehatan, terutama bagi kesehatan manusia.
· Susah mendapat uang, orang keluar dari daerahnya;
· Banyak masalah terjadi di kota Dili;
· Sampah bertumpuk-tumpuk di pasar, jalan-jalan, selokan-selokan/got, semua itu adalah sumber dari penyakit;
· Kurangnya tempat tinggal, banyak orang tinggal/ tidur di pasar;
· Banyak rumah-rumah yang terlalu berdempetan. Seperti di desa-desa;
· Perkelahian, pembunuhan, minum obat terlarang (Ganja, Morfin) di kalangan generasi muda;
·
Hasil produksi pertanian yang kurang sementara harga
bahan makanan di pasar sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak orang
kelaparan karena tidak mampu membeli. Akibatnya Penyakit bertambah dan merajalela.
Realitas Masalah-masalah dalam masyarakat
kita selama 1,4 tahun di masa Pemerintahan Transisi.
Saya kira kita semua selalu membersihkan mata untuk melihat apa yang terjadi di dunia yang kita hidup ini.
1. TANAH.
· Para petani di pedesaan bekerja dan hasilnya sampai rusak dan dibuang karena tidak ada transportasi untuk membawa ke kota dan juga tidak ada perusahaan untuk membelinya.
· Banyak orang dari pedesaan datang bertumpuk-tumpuk di kota Dili.
· Selama ini banyak masyarakat kekurangan makanan.
· Banyak pohon ditebang untuk dijadikan kayu bakar dan sebagian dijual untuk mencari nafkah.
·
Hutan dan gunung dikikis serta dibakar terutama di
bulan Juni-September.
2. AIR.
Air yang memberikan hidup kepada kita. Tanpa air semua makluk hidup mati.
Timor Loro Sa’e mempunyai banyak mata air dan saya kira cukup untuk seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya: Di kota Dili saja satu/dua minggu tidak ada air.
· Banyak daerah terpencil orang harus jalan 1-2 jam untuk mengambil air.
· Pada musim hujan mereka minum air hujan atau air yang keluar dari tanah dan banyak sekali para petugas Persediaan Air kurang/tidak memperhatikan pipa-pipa yang putus atau rusak di mana sambungan air tersebut keluar air yang terbuang-buang.
· Belum adanya hukum dan kepastian hukum secara sah dan tegas bagi peraturan pemasangan air. (semua orang memasangnya sendiri-sendiri).
· Dalam tangki-tangki penampungan air tidak dibersihkan, orang memakai pakaian kotor, kayu atau batu untuk menyumbat saluran pipa air.
· Akibatnya orang diserang berbagai macam penyakit seperti colera, malaria, penyakit kulit, scabies dan lain sebagainya.
· Pada musim kemarau masyarakat mau menanam sayur-sayuran dan lain-lain tetapi tanpa air tidak bisa apa-apa. Pemerintah tidak boleh membiarkan masyarakat hidup tanpa air dan bijaksana pada waktu musim kemarau.
3. PEKERJAAN
· Gaji
· Menguatkan kesehatan masyarakat, sekarang banyak orang tidak bekerja, contohnya jumlah perawat dan bidang 1000 lebih tidak bekerja karena UNTAET tidak ada uang untuk membayar.
· Banyak orang tidak bekerja kerena tidak punya ketrampilan.
· Penerjemah, supir dan pelayan. Gaji pun tidak adil. Ada diskriminasi antara staf lokal dan staff pribumi.
· Semua rumah yang bagus punya AC, dll ditempati oleh orang-orang Internasional, pejabat. Padahal banyak masyarakat yang sakit karena tidak punya tempat tinggal baik dan kami harus mengusahakan tempat untuk mereka istirahat.
· Banyak mini market dan restoran dibuka, yang pergi belanja dan makan hanya orang asing dan orang kaya. Orang kecil dan miskin hanya satu biji beras sulit didapat, dan sisa-sisa makanan dari restourant dan orang kaya yang diangkut oleh truk sampah ke Tibar, diambil oleh masyarakat dan dibawah ke rumah untuk makan dan ada yang dijual kembali. Hal ini sangat buruk bagi kesehatan masyarakat.
· Masyarakat kecil dan miskin masak pakai kayu dan semua pohon digundulkan, orang asing dan kaya pakai kompor gas. Asap dari kayu bakar tidak baik untuk pernapasan dan kebiasaan di sini ibu dan anak yang selalu ada di dapur maka merekalah yang paling menderita. Kita tahu bahwa orang Timor Lorosa’e 75 % menderita penyakit Tuber Colosis (TBC)
· Orang yang mempunyai pekerjaan banyak sekali tidak bertanggungjawab
4. MAKANAN
· Penyakit yang paling jelek adalah kelaparan, orang miskin banyak yang sakit karena kekurangan makanan.
· Banyak ibu hamil mengalami anemia.
· Banyak anak malnutrisi.
· Banyak suami-istri bertengkar karena tidak ada makanan untuk anak-anak.
Kami mengurus makanan untuk orang-orang yang paling membutuhkan.
CARE - 12 kg beras untuk 1 orang perbulan
- 6 kg kacang untuk 1 orang/ bulan
WFP - Minyak Jagung 1 liter untuk 7-10 orang perbulan.
- Tepung jagung untuk anak 0-2 tahun, 5 orang/bulan
- Kedelai untuk anak 0-2 tahun, 2 orang/bulan
- Minyak , sabung, tepung jagung, juice buah-buahan etc
5. PELAYANAN MEDIS
· Kekurangan Dokter baik dokter umum maupun specialis.
· Masyarakat Timor Lorosa’e jumlahnya 600.000 jiwa.
· Dokter umum +/- 30 orang
· Dokter specialis 1 orang.
· Perawat, diploma, akademi +/- 3000 orang
· Banyak tenaga belum direkrut/alasannya UNTAET tidak ada uang.
· Banyak puskesmas terutama di daerah ditutup.
· Masyarakat dari kampung-kampung mau ke puskesmas harus berjalan kaki 1-5 jam untuk berobat.
· Rumah sakit umum Dili maupun Baucau kekurangan obat-obatan maupun peralatan medis.
· Para dokter pribumi tidak ambil bagian dalam pekerjaan di rumah sakit.